Tema : “ Hidup dalam
kuasa Roh Kudus “
Teks
: Yohanes 14 : 16
Pendahuluan
Kemarin
Baru saja seluruh umat percaya yang ada di dunia merayakan hari Pentakosta,
dimana inti perayaannya adalah merayakan saat – saat dimana Roh Kudus turun
yang berbentuk lidah Api yang hinggap pada atas kepala pada jemaat gereja mula
– mula.
Hidup
dalam kuasa Roh Kudus….. sebelum lebih jauh membahas bagaimana hidup di dalam
kuasa Roh Kudus, marilah untuk pertama kali kita mencoba mengerti terlebih
dahulu siapakah Roh Kudus itu ? apa perannya dalam hidup umat percaya ?
bagaimana cara hidup dalam kuasa Roh Kudus yang sebenarnya ? hal tersebut satu
persatu akan kita bahas pada pagi hari ini.
Inti
Pertama,
membahas mengenai Roh Kudus, maka tidaklah terlepas dari Allah Bapa dan Anak
sebagai kesatuan yang tidak terpisahkan satu sama lain atau dengan kata lain
diungkapkan oleh gereja dalam bahasa Yunani sebagai “ perichoresis “. Yang
lebih penting lagi pembahasan ini tidak terlepas dari Doktrin Proper atau lebih
khusus lagi Doktrin ketritunggalan….. saya yakin semua sudah lulus mata kuliah
ini …. Amin…. Dalam doktrin ketritunggalan Allah terdapat dua macam konsep yang
tidak terpisahkan. Yaitu Tritunggal Ekonomis yang berarti Tritunggal dalam
segala perbuatan Allah, ( saya tidak akan menjelaskan begitu rinci ) hanya saya
beri penekanan pada perbuatan “ memimpin umat “ itu adalah aktivitas Roh Kudus,
juga Bapa dan Anak. Sedangkan dalam Tritunggal Ontologis, menyebutkan bahwa Allah yang di dalam umatNya disebut Roh
Kudus. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa Roh Kudus ini adalah Pribadi Allah yang menyertai kita dan ada didalam
kita yang dimeteraikan ketika pertama kita percaya kepada Kristus sebagai Tuhan
dan Juruselamat kita.
Kedua,
mengenai peran Roh Kudus dalam hidup kita. Ada banyak peran yang dapat kita
temui dalam Alkitab kita mengenai bagaimana peranNya dalam hidup kita. Saya
sangat menyukai terjemahan bahasa inggris yang dengan jelas menamakan Roh Kudus
itu seperti peranNya secara langsung dalam hidup kita. Seperti, “ counselor “ atau seperti seorang
psikolog yang mengkonseling seseorang dan “
the comforter “ atau pembuat nyaman atau sebagai “ selimut “. Termasuk juga
Ia ( Roh Kudu s ) yang memberikan
kita iman kepada Kristus. John Calvin mengatakan Roh Kudus juga merupakan
tangan pelaksana kekuasaan Allah ( kis 11 : 21 ). Dari semua pengertian tidak
terlepas dari karya ilahi Roh Kudus yang salah satunya adalah menjadi penolong
bagi orang – orang kudus ( seperti teks yang sudah kita baca ), dimana penolong
dalam bhs Yunani “ parakleton “yang
berasal dari dua kata yaitu “ berjalan disamping “ dan “ dipanggil “. Sehingga
dapat diartikan sebagai seseorang yang dipanggil untuk berjalan disamping untuk
menolong.
Aplikasi
Dari
semua penjelasan diatas dapat kita simpulkan bersama, bahwa hidup dalam kuasa
Roh Kudus itu adalah hidup dalam iman yang selalu bersandar dalam kuasa dan
kehendak Allah semata – mata dan hidup yang selalu berserah penuh kepada Allah
serta bukan menurut pengertian dan pemahaman kita sebagai manusia.
Hidup
dalam kuasa Roh Kudus itu bukanlah seperti Film “ Bruce Almighty “… pernah
nonton ? dimana ada seorang manusia yang diberikan kemampuan sama seperti Allah
karena protes dengan Tuhan meskipun itu fiksi.
Bukan
juga selalu berucap “ dalam nama Yesus “ kalo kita lewat daerah yang gelap atau
menyeramkan, bukan juga ( cerita pribadi dengan mama dulu ) ketika uang kita
habis, kita menepuk dompet kita sambil berkata “ dalam nama Yesus, penuh…. “.
Bukan itu karena bila sampai sekarang kita masih melakukannya berarti kita
sedang memakai nama Yesus sebagai “ mantra “ saja… hati – hati ..ingat hukum
Taurat yang ketiga ( kel 20 : 7 “ jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu, dengan
sembarangan, sebab Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya
dengan sembarangan. )
Bukan
juga selalu berdoa, berdoa dan berdoa ketika menghadapi UAS dan bukannya
belajar.
Ilustrasi
Pasti
kita masih ingat lagu “ nenek moyangku orang pelaut “ bukan ?... nah dari semua
pelaut yang ada orang – orang Norwegia dianggap orang yang paling berani, dimana
dalam kapalnya yang kecil sudah berani mengarungi samudera bagian utara
Atlantik satu Abad sebelum Kolombus yang menemukan…… perbedaannya kalau
kolombus mengarungi lautan dengan kompas, tetapi orang Norwegia mengarungi
lautan tidak menggunakan alat saintifik. Akan tetapi mereka membawa sebuah
sangkar dimana didalamnya terdapat beberapa ekor burung gagak dan apanila
mereka ragu – ragu arah mana yang hendak dituju, maka mereka melepaskan seekor
burung gagak ( kalau Nuh burung gagak ya...) kemudian burung itu pun terbang
tinggi sekali dan pelaut itu berlayar mengikuti arah kemana burung itu terbang.
Karena mereka tahu pasti bahwa burung itu mempunyai pandangan yang lebih tajam
dan visi yang lebih tinggi yang dapat menuntun mereka ke satu daratan.
Marilah
kita mulai hari ini memperbaiki perilaku kita yang salah, dengan hidup selalu
bersandar pada kekuatan Allah melalui Roh Kudus yang Ia berikan pada kita
sebagai penolong kita semata dan bukan berdasarkan pengertian kita sendiri.
Melalui setia bersaat teduh, tetap mendengarkan suara – suara kecil yang ada di
hati kita dan tetap berdoa serta Berharaplah selalu akan tuntunan dari Allah
semata
Amin….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar